Jodi Ancam Polisikan Ibu-ibu Kampung Melayu yang Merobohkan Tembok Miliknya
Oleh : Habibi Khasim
Selasa | 14-08-2018 | 19:28 WIB
jodi-tegang-komisi-i.jpg
Pengusaha Jodi saat bersitegang dengan Ketua Komis I DPRD Tanjungpinang, pasca perobohan tembok oleh ibui-ibu Kampung Melayu. (Foto: Habibi Khasim)

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pengusahanya Jodi dibuat kesal karena ibu-ibu di Kampung Melayu, Kota Piring, merobohkan tembok pembatas yang dibuatnya di kawasan tersebut. Imbasnya, Jodi berencana memperpanjang masalah tersebut dengan melaporkan ibu-ibu ke pihak berwajib.

Hal itu langsung diungkapkan Jodi saat anggota DPRD Tanjungpinang dari Komisi I meninjau lokasi tersebut. Jodi mengaku serius akan memperpanjang masalah ini.

Jodi yang dianggap egois oleh masyarakat tersebut sempat bersitegang dengan Ketua Komisi I DPRD Tanjungpinang, Maskur Tilawahyu karena masalah itu. "Kita ini negara hukum, terus siapa yang mau ganti rugi tembok saya ini. Tukang sudah minta bayaran ke saya, ternyata temboknya roboh. Saya akan laporkan ke Polisi," kata Jodi, Selasa (14/8/2018).

Terkait rencana tersebut, Maskur memberikan solusi bahwa hal ini harusnya dibicarakan baik-baik dengan masyarakat. Pasalnya, negara ini juga negara bermusyawarah, segalanya dapat diambil jalan tengah.

Namun, Jodi bersikeras tidak mau, alhasil Maskur pun mengungkit tentang kegiatan penimbunan yang dilakukan Jodi di lokasi tersebut. Maskur mengatakan, penimbunan tidak berizin itu merupakan pelanggaran aturan.

"Ya sebenarnya kita tidak mau seperti itu. Namun Pak Jodih bersikeras. Tetapi masalah ini kita minta Lurah untuk dudukkan mereka bersama, juga PPNS Satpol PP kita atensikan untuk terus memantau lokasi ini," kata Maskur.

"Kemudian masalah penimbunan itu juga kita minta PPNS tinjau, berizin tidak," tambahnya.

Terkait masalah tembok yang roboh, RT setempat, Linda mengaku bahwa masyarakat kesal dengan sikap Jodi. Pasalnya tembok yang dibangunnya tersebut mempersempit ruang jalan masyarakat.

"Di sana, ada sumur umum milik warga, sementara jalan dipersempit, masyarakat mau angkat air saja susah," kata Linda.

Ia sebagai aparat pembantu pemerintah, sudah berusaha meminta pihak Jodi agar tidak membangun tembok tersebut. Dia pun sudah mengundang pihak Jodi untuk membicarakan hal ini baik-baik.

Namun Jodi tidak kunjung datang, sehingga ibu-ibu sangat emosi, akhirnya tembok pun dirobohkan.

Usut punya usut, ternyata bentrok antara Jodi dan warga Kampung Melayu sudah lama terjadi. Hal itu dikarenakan pihak Jodi yang terus melakukan tindakan seenaknya.

Meskipun di ranah milik pribadi, namun hal itu menurut masyarakat harus dilakukan dengan persetujuan warga. "Ini tidak, main bangun saja, kita jadi susah. Saya sebagai RT juga mengakui bahwa tindakan Pak Jodi ini menyusahkan kita semua di sini," tutur Linda.

Sementara itu, terkait penimbunan, Linda mengaku bahwa penimbunan memang kerap terjadi. Caranya, kata dia, Jodi menggerakkan tanah timbunan secara perlahan.

"Perlahan, nanti agak selang sebulan, didorong lagi. Dulu hanya separuh, sekarang sudah sampai kayu-kayu yang ditancapkan dia di laut," kata Linda.

Editor: Gokli