Pemerintah Diminta Tak Panik Hadapi Warning Prabowo soal Indonesia Bubar 2030
Oleh : Irawan
Jum\'at | 23-03-2018 | 14:14 WIB
Prabowo1.jpg
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengatakan, pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bahwa Indonesia bisa bubar tahun 2030 dinilai warning yang harus dijadikan catatan pemerintah dan masuk akal. Karena itu ia meminta pemerintah jangan gusar dengan warning dari Prabowo tersebut.

"Jadi situasi ini bisa saja menciptakan kerawanan yang menjadikan bangsa ini terancam. Nah, warning kewaspadaan dari Prabowo ini harus dicatat dan dijawab dengan yakin dan mantap," kata Fahri kepada awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (22/3/2018).

Fahri berujar jika pemerintah panik menanggapi pernyataan Prabowo tersebut, tidak menutup kemungkinan pemerintah saat ini memang tidak sanggup menjalankan pembangunan nasional dari berbagai bidang.

"Kalau tidak yakin dan tidak mantap malah gusar, jangan-jangan pemerintah sedang tidak sanggup menjalankan pemantapan dari situasi nasional kita. Soal ideologi, politik, ekonomi, kesejahteraan rakyat, yang hari ini makin tampak lemah," ujarnya.

Menurut politisi PKS yang juga bekas sekretaris Koalisi Merah Putih (KMP) pada Pilpres 2014 itu, pernyataan Prabowo ada benarnya. Hal itu bisa dilihat dari Suriah yang tengah dilanda konfilk berkepanjangan.

"Selain Suriah, juga Libya, Mesir dan beberapa negara di Timur Tengah masih kacau. Jadi masuk akal kalau kita ini memberi warning kepada bangsa kita, bahwa ada orang yang ingin menggangu kita ya itu mari kita bersatu. Maka saran ke pemerintah, bangun persatuan, jangan kita saling meragukan," ajak Fahri.

Anggota DPR dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Barat (NTB) itu menyebutkan, Indonesia harus punya sistem kewaspadaan terhadap ancaman dari dalam ataupun dari luar yang tidak menginginkan Indonesia punya masa depan. Misalnya, kampanye Saya Pancasila, Saya Indonesia. Hal ini seolah-olah Indonesia ini sedang tidak stabil.

Bahkan, lanjut Fahri, ada persoalan lain yang mengancam, yakni adu domba dalam politik, tergerusnya kesejahteraan rakyat, konsentrasi penguasaan sumber daya, kapitalisasi faktor produksi oleh segelintir orang.

"Justru kalau ada ancaman ini harus menjadi dasar untuk bersatu, jangan malah kampanye ideologi di dalam, seolah kita tidak bersatu. Saya kira ini warning dan harus diterima secara positif," tandasnya.

Editor: Surya