Pengidap HIV di Anambas Terus Meningkat
Oleh : Alfredy Silalahi
Senin | 19-03-2018 | 15:26 WIB
kampanye-HIV-AIDS-(1)1.jpg
Ilustrasi kampanye dan sosilisasi bahaya HIV/ AIDS (Sumber foto: Tribunnew.com)

BATAMTODAY.COM, Anambas - Klinik Voluntary Counseling and Test ?(VCT) Sayang Keluarga Kabupaten Kepulauan Anambas mendata sebanyak 22 orang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) pada tahun 2017 lalu.

"Tahun 2017 lalu ada 22 orang terinfeksi HIV dan 16 diantaranya sudah meninggal dunia. Sementara 6 orang lagi masih dalam perawatan di Klinik VCT Sayang Keluarga," ujar Ismail Malik, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Anambas, Senin (19/3/2018).

Malik mengakui, kaum pria yang suka 'jajan' sembarangan menyebabkan penyakit tersebut menular kepada keluarga. Dari 16 orang pengidap HIV, 8 diantaranya merupakan perempuan (ibu rumah tangga).

"Bisa dikatakan begitu (jajan sembarangan), ?sehingga penyakit itu dibawa ke rumah sehingga istri ikut tertular. Bisa dibilang istri merupakan korban. Saat ini tersisa 6 orang masih dalam perawatan yang terdiri dari 4 pria dan 2 perempuan," terangnya.

Malik menyinggung, jumlah pengidap HIV di Anambas setiap tahun mengalami peningkatan, namun ia enggan memaparkan peningkatan jumlah tersebut.

"Salah satu cara untuk mempersempit penularan HIV di Anambas yakni melakukan sosialisasi, penyuluhan, dan screening? bagi penderita TBC," ujarnya.

Di Anambas ada tiga Klinik VCT yakni, Puskesmas Siantan, Rumah Sakit Bergerak Jemaja, dan Rumah Sakit Lapangan Palmatak yang didukung oleh lima orang dokter yang memberikan perawatan dan bimbingan kepada para penderita HIV.

"Screening kita lakukan karena sudah ada contoh, salah satu pengidap TBC saat dilakukan screening ternyata positif terinfeksi. Dan ada juga perempuan meninggal akibat diserang TBC dan Diare?, karena sistem kekebalan tubuhnya sudah lemah," jelas Malik.

Malik juga mengimbau, agar kaum pria lebih berhati-hati ketika 'jajan' di luar serta berhati-hati dalam bercukur maupun ketika disuntik di rumah sakit.

"Ketika jajan sebaiknya menggunakan alat pengaman, kemudian pada tukang pangkas minta mengganti pisau cukur. Demikian juga ketika suntik di klinik maupun di rumah sakit agar jarum suntik diganti," pesannya.

Editor: Yudha