PGI dan KWI Minta Pelaksanaan Natal Sederhana, bukan Mewah
Oleh : Irawan
Jum\'at | 15-12-2017 | 16:38 WIB
Jeirry-Sumampow.jpg
Jeirry Sumampow, Kepala Humas bersama PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) dan KWI (Konferensi Waligereja Indonesia)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Jeirry Sumampow, Kepala Humas bersama PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) dan KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) mengimbau perayaan Natal dilakukan secara sederhana, tertib, hikmat dan damai.

Menghndari bentuk-bentuk perayaan Natal yang cenderung boros dan mewah, sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan terhadap penderitaan dan kesusahan yang masih dialami oleh sebagian besar warga Indoensia.

"Kedepankanlah kerendahan hati, hikmat dan akal budi dalam merespon dan menyikapi isu-isu yang muncul dalam kehidupan gereja dan bangsa," demikian keterangan pers yang disampaikan Jeirry Sumampow pada wartawan di Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Pesan Natal bersama 2017 ini bertema, "Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah dalam Hatimu". Pesan ini dimaksudkan untuk memberikan bimbingan rohani kepada warga gereja menyambut Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2018.

Pesan Natal tersebut juga dimaksudkan untuk merefleksikan situasi kebangsaan dan kekristenan kekinian sambil memberi perspektif menghadapi tahun baru.

"Kami berharap umat kristiani menemukan makna Natal yang utama, yaitu: kasih dan kedamaian, dan terdorong untuk terus-menerus mengupayakan terwujudnya damai sejahtera dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara," ujarnya.

Menurut Jeirry, tema itu dipilih karena pihaknya melihat akhir-akhir ini sedang menghadapi ancaman perpecahan yang bisa menghancurkan kesatuan internal sebagai gereja dan kesatuan bangsa.

Untuk itu kata dia, dalam rangka mensosialisasikan pesan Natal bersama tersebut sekaligus untuk menyikapi dinamika sosial politik yang berkembang akhir tahun 2017 ini yang beragam sehingga menimbulkan kontroversi.

Baik internal maupun eksternal terhadap gagasan perayaan Natal di Monas, terhadap keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Juga Pilkada serentak 2018 dan Pemilu 2019 yang cenderung memanas, ancaman radikalisme, terorisme, dan lain-lain.

Karena itu PGI berharap agar umat kristiani tetap tenang, meresponnya secara matang dan rasional, serta mengedepankan sikap hidup damai dan memelihara persatuan baik diantara umat Kristen sendiri maupun dengan umat beragama lain.

Adanya potensi politisasi dan instrumentalisasi agama untuk kepentingan politik tertentu, yang dilakukan oleh warga gereja sendiri maupun oleh pihak-pihak lain, maka umat kristiani harus tetap hati-hati, berpikir cerdas dan rasional agar tidak terjebak dalam perdebatan dan kontroversi internal yang berpotensi memecah belah umat kristiani.

"Perayaan Natal yang akan dilakukan itu harus lahir dari kejernihan dan ketulusan hati serta tetap mengutamakan prinsip dan nilai-nilai kristiani, yaitu kasih dan perdamaian," ungkapnya.

PGI meminta tidak mengumbar ego dan keserakahan dalam perayaan Natal yang dilakukan, agar tidak terjerumus dalam perilaku yang membenci sesama, hanya karena perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan.

"Jadi, hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu," pungkasnya.

Editor: Surya