Dukung Ekspansi GMF ke Batam, Nurdin Kunjungi PT GMF AeroAsia dan Motivasi 65 Anak Kepri
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 23-11-2017 | 18:26 WIB
kunungi-hangar-GMF.jpg
Nurdin saat berkunjung ke pabrik perbaikan dan perawatan pesawat PT GMF AeroAsia, di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng (Foto: istimewa)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Berkunjung ke perusahaan fasilitas perawatan pesawat terbesar di Asia PT Garuda Maintenance Fasility (GMF) AeroAsia Cengkareng, Jakarta, Gubernur Kepri, Nurdin Basirun menemukan 65 putra daerah Kepri yang bekerja menjadi teknisi di perusahaan perawatan pesawat terbesar di Asia itu.

Selain mengaku bangga dengan pekerjaan yang dilakoni putra dan putri Provinsi Kepri itu, melalui rilis yang disampaikan ke raedaksi BATAMTODAY.COM, Nurdin juga memberi motivasi, agar putra-putri Kepri tersebut memanfaatkan peluang di perusahaan perbaikan dan perawatan mesin pesawat itu untuk belajar.

"Saya sangat berbangga dan berbesar hati, anak-anak Kepri dapat dan mampu bekerja di perusahaan ini. Dan kita juga memang harus tunjukkan, bawah kita bisa mengisi kesempatan bekerja meskipun untuk teknologi tinggi," ujar Nurdin, saat berkunjung ke pabrik perbaikan dan perawatan pesawat PT GMF AeroAsia di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Kamis (23/11/2017).

Dalam kunjungan itu, selain melihat fasilitas GMF AeroAsia, Nurdin juga mengunjungi 65 orang karyawan GMF yang merupakan putra putri daerah Kepulauan Riau yang mendapat beasiswa dari Pemerintah Kepulauan Riau untuk menempuh pendidikan sebagai teknisi pesawat terbang.

Mereka telah menempuh jenjang pendidikan Diploma III (D-III) selama 3 tahun di Universitas Suryadharma Jakarta dan lulus dengan mengantongi general license sebagai teknisi pesawat terbang.

Para pemuda terbaik Kepulauan Riau itu, saat ini menjadi aircraft technicians, sejak 14 September 2017 lalu. Mereka ke depan akan menjadi pioner saat GMF mulai beroperasi di Bandar Hang Nadim, Batam yang diperkirakan mulai beroperasi tahun 2019.

Saat ini, GMF AeroAsia sudah memiliki 170 maskapai pelanggan dari berbagai berbagai negara. Pesawat-pesawat dari Korea, Vietnam, negara-negara Timur Tengah, Eropa dan lainnya akan diperbaiki di hanggar GMF Batam.

Pada kesempatan kunjungan tersebut, anak-anak Kepri memang sedang memasuki jam istirahat. Saat Nurdin tiba, sebagian mereka sedang menunaikan salat Zuhur. Nurdin tampak senang karena aktivitas ibadah tetap menjadi prioritas anak-anak Kepri.

Nurdin berpesan agar disiplin harus dijaga. Stigma tidak disiplin dan suka melambat-lambatkan pekerjaan harusnya sudah tidak ada lagi. Nurdin ingin keberadaan mereka di GMF AeroAsia semakin memotivasi generasi muda Kepri bahwa apapun kesempatan bisa diraih.

"Kalau ada kesempatan terus belajar dan tambah ilmu dan tambah ilmu lagi," kata Nurdin sambil menyampaikan dia dan masyarakat Kepri selalu mendoakan yang terbaik untuk seluruh generasi muda Kepri.

Saat kunjungan itu, Nurdin juga dibawa ke pesawat Jeju Air, maskapai dari Korea Selatan yang sedang diperbaiki. Seorang anak Kepri yang terlibat bekerja di pesawat itu, menjelaskan apa saja yang sedang dia kerjakan kepada Nurdin.

Tampak Nurdin dibawa masuk hingga ke titik-titik mesin yang sedang dikerjakan. Anak-anak ini menjelaskan secara detil pekerjaannya dan peralatan yang digunakan.

"Mungkin ada yang tak pernah mimpi hadir di sini. Apa lagi kita di kepulauan, hanya menengok sampan, ciau, jaring. Sekarang sudah menyentuh teknologi tinggi yang terus berkembang. Bukan kita mau berbangga, tapi anak-anak Kepri mampu melakukannya dengan bimbingan pihan GMF," kata Nurdin.

Nurdin mengatakan agar kesempatan bekerja di sini harus disyukuri. Selain dengan terus mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, kesempatan itu harus disyukuri dengan terus menambah ilmu dan pengalaman.

"Perjalanan masih jauh. Belajar terus karena teknologi semakin berkembang," kata Nurdin.

Nurdin menyatakan dukungannya atas kerja sama dalam bidang SDM antara GMF dan Pemerintah Kepulauan Riau apalagi dalam rangka rencana pembangunan fasilitas perawatan pesawat GMF di Batam, Kepulauan Riau.

"Kami menyambut baik rencana investasi GMF di daerah kami. Kami siap membantu terutama dalam supply SDM dari putra putri daerah Kepulauan Riau. Hal ini juga merupakan kepentingan nasional yang harus didukung penuh," kata Nurdin.

Untuk mendukung Eksapanasi GMF ini, lahan seluas 23 hektare untuk dimanfaatkan sebagai pembuatan pabrik pesawat ini juga akan disediakan. Untuk tahap pertama, akan dibangun di lahan seluar 10 hektare. Untuk lahan seluas itu, ada enam pesawat bisa sekali masuk.

Nurdin berterima kasih kepada Direktur Utama GMF, Iwan Joeniarto, yang memberi kesempatan ini. Saat kunjungan tersebut, Iwan juga didampingi, Direktur Base Operation Rahmat Hanafi, Direktur Finance Insan Nur Cahyo dan Direktur Line Operation Tazar Marta Kurniawan.

Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto mengatakan, kunjungan Nurdin Basirun ke pabrik perbaikan pesawat PT.GMF itu, menjadi respon positif dari rencana ekspansi GMF untuk pembangunan pabrik dan perbaikan pesawat di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

"Kunjungan Bapak Gubernur Kepri ini, menunjukkan sikap yang positif terhadap rencana pengembangan bisnis kami di kawasan Kepulauan Riau," ungkap Iwan.

Menurutnya, GMF akan terus mendukung pengembangan SDM daerah khususnya putra putri Kepulauan Riau, mengingat kebutuhan SDM untuk aircraft technician juga terus bertambah seiring dengan rencana ekspansi GMF ke depan dan GMF juga berencana menambahkan 400 orang teknisi untuk mengoperasikan fasilitas perawatan pesawatnya di Batam nanti.

"Tahap berikutnya GMF berencana akan menerima 48 putra daerah Kepulauan Riau melalui program kemitraan beasiswa Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau dengan GMF," ujarnya.

Kepada anak-anak di Kepri, Iwan juga berpesan, agar dapat manfaatkan peluang tersebut sebaik-baiknya. Putra dan putri di Kepri, kata Iwan, harus menunjukkan bahwa mereka mampu berkiprah secara internasional dan menjadikan GMF nantinya di Batam akan lebih kompetitif dan berdaya saing.

"Kuncinya ada di adek-adek. Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Saya yakin kita semua bisa, asal dengan kesungguhan dan motivasi yang kuat," kata Iwan.

Iwan juga mengatakan, putra-putri Kepri yang bekerja di GMF saat ini rata-rata sudah mengerjakan lebih dari sepuluh pesawat. Mereka bisa mengerjakan engine, struktur dan sistem pesawat tergantung permintaan pelanggan.

Editor: Udin