Kapolda Kepri Apresiasisi Muslimat NU Inisiasi Deklarasi Penangkalan Radikalisme
Oleh : Hadli
Minggu | 05-11-2017 | 08:00 WIB
kapolda-apresiasi1.jpg
Kapolda Kepri Irjen Pol Sam Budigusdian menerima plakat dari Ketua Wanita Muslimat NU Kepri (Foto: Hadli)

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapolda Kepulauan Riau (Kepri) Irjen Pol Sam Budigusdian mengapresiasi Wanita Muslimat NU Kepri dan Univesitas Bhayangkara Jakarta Raya yang menginisiasi 'Deklarasi Penangkalan Radikalisme dan Terorisme'.

Kapolda mengatakan, penangkalan radikalisme dan terorisme tidak bisa hanya dengan mengandalkan kepada Polri semata, tetapi juga memerlukan peran serta masyarakat seperti ibu-ibu dari Muslimat NU, dan kalangan kampus.

"Kami sangat surprise, ternyata ibu-ibu di sini memiliki kepedulian yang baik terhadap masalah ini," katanya, Sabtu (4/11/2017).

Kepala Puskamnas Ubhara Jaya, Hermawan Sulistyo, mengungkapkan, untuk mencegah radikalisme dan terorisme membutuhkan peran dari keluarga, terutama ibu-ibu.

"Ibu-ibu silahkan peduli dengan bahaya radikalisme dan terorisme. Jika tidak, masalah akan kehilangan anak-anaknya karena diajak berjuang oleh ISIS atau kelompok teroris lainnya. Tetapi, kalau ibu-ibu peduli dengan masa depan anak-anak, mari kita perangi radikalisme, kita mulai dari kepedulian kita di keluarga," katanya.

Penyebaran paham radikalisme ini bahkan menyasar anak kyai di kalangan NU, yang anaknya telah dicuci otaknya.

"Beberapa bulan anaknya yang kuliah di sebuah universitas di kawasan Jakarta Selatan menghilang, tiba-tiba ketika pulang mengkafirkan bapaknya, karena memeluk Islam sedari kecil," kata peneliti yang biasa dipanggil Kiki itu.

Sedangkan akademisi Batam, Zainuddin, mengungkapkan, radikalisme memang di antaranya menyasar kalangan kampus. Mereka menyebarkan takfiriyah atau sedikit-sedikit membedahkan orang lain.

"Sedikit-sedikit, karena pemahamannya mereka mengenai Islam memang sedikit. Jadi, kalau dibantah dengan dalil yang kuat, meraka pasti menyerah," katanya.

Dosen salah satu perguruan tinggi di Batam itu mengungkapkan, untuk mencegah berkembangnya paham radikalisme ke kampusnya, dia pun menempatkan kader NU yang 'mumpuni' untuk menjadi imam di masjid kampus.

Editor: Surya