Warga Anambas Minta Dibuka Lapangan Kerja, Ini Kata Bupati Abdul Haris
Oleh : Alfredi Silalahi
Senin | 02-05-2016 | 14:25 WIB
abdul-haris-diskusi.jpg

Warga Anambas saat berdialog dengan Bupati Abdul Haris. Mereka menginginkan pemerintah membuka lapangan pekerjaan. (Foto: Alfredi Silalahi)

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Perwakilan Masyarakat Pulau Jemaja mendatangi Kantor Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas dengan tujuan silaturahmi seiring dengan menindak lanjuti tentang layak atau tidaknya PT Kartika Jemaja Jaya (KJJ) beroperasi.

Salah satu perwakilan ‎dari Pemuda Kecamatan Jemaja Timur, Apriagun mengatakan kepada Bupati Abdul Haris bahwa kehadiran PT KJJ yang beroperasi di Jemaja Timur sudah meresahkan masyarakat serta melahirkan pro dan kontra. Dia berharap Haris segera membuat kebijakan.

"Agar tidak terjadi perang fisik antar warga yang pro dan kontra, kami berharap Pak Bupati segera menindaklanjuti PT KJJ, layak atau tidaknya beroperasi. Kami berharap Pak Bupati membuat kebijakan, jangan mengutamakan kepentingan pribadi, melainkan mengutamakan kepentingan umum. Kami juga berharap, Bupati segera dapat memberikan kami lapangan pekerjaan untuk kebutuhan kami sehari-hari," kata dia, Senin (2/5/2016).

‎‎Sementara Mahari, penduduk Desa Hulu Maras Kecamatan Jemaja juga mengharapkan Bupati segera dapat membuka lapangan pekerjaan. Sebab setelah diberhentikannya aktivitas PT KJJ, masyarakat semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Selama kami bekerja di PT KJJ, mengisi tanah di polybag untuk pembibitan karet itu selama 10 hari,‎ kami mendapat uang Rp 2 juta, karena setiap rumah itu yang ikut kerja dua orang. Nah, di situlah kami senangnya, dapat belanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau itu diberhentikan, ya tolonglah pak Bupati, beri kami pekerjaan," ungkapnya.

Perwakilan dari Desa Kuala Maras, Kecamatan Jemaja menerangkan bahwa di tahun 1960. Pulau Jemaja adalah penghasil karet dan hasilnya bisa mencapai ratusan hingga ribuan ton. Pada saat itu telah berdiri pabrik pengolah karet, namun karena sudah tak digunakan lagi, pabrik tersebut telah roboh. Dia juga berharap Pak Bupati,dapat membuat kebijakan terkait aktivitas perkebunan karet.

"Jemaja ini, pernah jaya pada tahun 60an hingga tahun 70an dari hasil karet. Kami berharap itu bisa terulang kembali. Sehingga ekonomi masyarakat dapat meningkat. Mengingat sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadhan, semua perlu duit, kami berharap Pak Bupati dapat membuat kebijakan," terangnya.

Menanggapi keluhan masyarakat tersebut, Abdul Haris mengatakan, pihaknya berambisi untuk mengembangkan sektor pariwisata di Anambas dan membangun tanpa merusak lingkungan‎. Dia berharap masyarakat dapat membuka usaha yang kreatif,yang nantinya untuk modal dapat dibantu Pemerintah.

"Layak atau tidaknya PT KJJ beroperasi, saya pribadi mengatakan itu tidak layak. Namun kita di sini mencari solusi dan mencari jalan tengahnya. Dan sebentar lagi Bandara Jemaja akan mulai beroperasi, dari situ juga masyarakat bisa bekerja, intinya kreatif, seperti membuat cinderamata, ukiran atau lukisan dan lainnya. Kalau masalah investor, kita juga mau merekrut semuanya, tetapi yang tidak merusak hutan kita," tegasnya.

Haris juga menyampaikan, investor yang datang membuat nyaman tanpa merusak tali persaudaraan. Bila hutan tersebut dibabat, potensi air minum akan semakin menurun, karena penyangganya telah ditebang.

"Kita harapkan, investor yang datang itu dapat mempererat tali persaudaraan. Kita tidak menginginkan yang terjadi saat ini, yang ada pro dan kontra, tentu pemerintah tidak akan diam," jelasnya.

Editor: Dodo